Postingan

Menampilkan postingan dari 2016

(untitled)

ah, rasanya saya baru sadar... menyiapkan mental itu gak mudah membayangkan akan kehilangan kebebasan keterbatasan langkah keterbatasan waktu keterbatasan cita-cita keterbatasan apalagi? membayangkan akan kehilangan kamar, sebagai teritori kekuasaan gak ada makanan yang tinggal dimakan gak bisa jadi anak manja mama lagi gak bisa jadi anak yang sesuka hatinya sendiri ah, saya kok jadi takut, Tuhan... apalah saya anak manja yang gak berani keluar dari rumah.... untuk masuk kerumah orang lain...

tanda, (belum) simbol?

X: Ibu-ibu 54 tahun Y: Perempuan 24 tahun 1 November 1990 05.00, lobby rumah sakit suasana kamar rumah sakit gak pernah keliatan menyenangkan, mau itu pagi siang sore apalagi malam. bayangan sebelumnya ada yang pernah meninggal disini udah bikin parno duluan. ibu masih sholat, saya duduk dikasur sebelah bed adek. apalah saya orang asing yang nyasar disini. 05.05. mushola X: jaga kesehatan mbak, jangan suka pulang kampus malam-malam,      gak baik sama laki-laki sampai malam, perempuan harus pinter jaga diri Y: nggeh bu, tapi kalo dikampus rame-rame, perempuannya juga banyak X: iya mbak gakpapa, jangan keseringan,  saru Y:  nggeh bu , X: ini dipake ya mbak Y: ...... X: pake aja. ini cuma tanda, belum simbol. cepat selesai kuliahnya  nggeh Y: ibu  niku lho  baru juga masuk kuliahnya X: apa mau  dipedhot dulu? Y: (mewek) X: ibu gak maksa  ndukk,  tapi lebih cepat lebih baik Y: (mewek) X: jangan ilang  lho ya  itu agak sesak kan kalo dipake biar gak lepas-lepas. Y: ..

kapan nyusul?

pertanyaan diatas adalah pertanyaan maha basi dan maha mainstream buat dibahas jaman sekarang. dan hampir sebagian besar orang yang bikin tulisan pake judul diatas dianggap sebagai upaya pembelaan dan pembenaran diri sendiri buat jawaban dari pertanyaan "kapan nyusul" yang juga maha menyebalkan. oke baiklah, anggap saja tulisan berikut juga sebagai jawaban dari pertanyaan kapan nyusul yang hampir setiap hari setiap detik nyampe ke telinga saya (nek iki ncen aku rodo lebay) siapa yang gak mau menikah? semua perempuan  pasti ingin menikah. apalagi kalo teman-teman disekitarnya 55% sudah menikah (jangan tanya data statistik, kui mung kira-kira) , ditambah sudah punya anak. siapa yang gak mau punya anak (yang ntar ntah lucu atau nggak pasti tetep bakalan keliatan super duper power lucu) dan jadi mamah-mamah muda ala trend hits jaman sekarang. siapa yang gak mau? semua cewek pasti mau, pasti. itu cita-cita yang pasti bakalan diusahan untuk dicapai. tapi semua perlu kesiapa

Ngobrol sama Mama

Pulang kuliah, 14.30 Ini hari ke-2 gak pulang kerumah. 2 hari 2 malam. "eh.. udah pulang?" mama udah berdiri didepan pintu "bentar ya ma, ngantuk banget. mau tidur dulu" sautku asal. maklum, saya belum tidur dari jam 08.00 pagi kemaren sampai jam 14.30. 16.5 jam belum tidur. Dimotor mata rasanya udah mau merem. sebenarnya lapar, tapi rasa kantuk lebih besar. dan sebelumnya harus berkejaran dengan hujan biar sampe rumah mantel gak harus dikeluarkan. Habis isya, 20.19 "net bangun, sholat, dari ashar belum sholat, ini udah isya"  ada suara mama membangunkan, tapi rasanya berat banget mata kebuka. Gusti.. keselku kok ra rampung-rampung. "iya ma nanti"  masih setengah sadar, seperti kebiasaan anak muda jaman sekarang, seberat apapun mata masih sempat cek hp. Ada 2 whatsapp yang dibalas, ada grup line dan wa yang diabaikan. Tidur lagi. Tengah malam, 01.23 Lapar. Liat jam udah tengah malam. Dan keinget ada tugas yang harus diselesaikan. Ke

Main sambil Belajar

Gambar
Gak selamanya jalan dibelakang truk itu menyebalkan. Karena waktu hujan deras, bisa jadi malah menghangatkan. (iya, knalpotnya) Oke ini gak penting, baru pulang hujan-hujanan soalnya... Ceritanyaa apa ya... Hari Jum'at lalu pagi-pagi ngantar dua teman baru (yang "ngontel" dari UGM) ke UII mau diskusi dengan Pak Noor. Habis itu pas selese sekalian main ke Museum Merapi sama pulangnya mampir Raminten. Ah elah ini gak niat banget nulisnya sayaa -_____- Saya orangnya cenderung suka mengamati orang. Jadi kalo lagi jalan/main rame-rame, lebih seneng ngamatin orang satu-satu. Gimana waktu dia ngomong sama orang lain, gimana dia bersikap, dll. Terus nanti dianalisa sama hasil pengamatan lainnya. Gak penting ya? Haha. Karena dengan menilai orang, jadi tau bagaimana harus bersikap. Walopun lebih sering gg jaga sikap sih jatohnya :D Bermain sambil mengamati intinya. (halaah) Nah kemaren pas dari Museum Merapi, kami ke Raminten. Ber-lima. Disitu kami makan siang dan ngobrol

Pasca rasa Sarjana

Gambar
datang pagi pas ruangan masih sepi selalu menyenangkan :D (gak sih, ini gara-gara rumahnya jauh aja jadi mau gak mau harus berangkat pagi, yang akhirnya kepagian) akhirnya, terdampar juga di kampus kerakyatan, Universitas Gadjah Mada Bersyukur, seneng, punya banyak temen baru. temen sekaligus guru, juga dosen baru. pengalaman baru, pelajaran baru. yaa gitulah standar namanya masuk lingkungan baru masih pengen ke Turki? masih :') kalo dibilang pelarian, nggak sih, buktinya proses yang ribet juga dilakoni. lebih tepatnya karena udah gak tau mau apa lagi yang dikerjain. makanya kuliah. hoho :D gak ding, sudah sampai sini berarti emang udah jalannya harus disini. mau muter dulu keliling kampung, negeri kalo emang udah jatahnya disini ya disini aja. anggep aja lanjutin cita-cita mama. syukurin aja. keinginan belajarnya masih didukung sama banyak orang. semoga disini jadi salah satu jalan yang mungkin berliku mungkin lurus-lurus aja, buat keinginan yang belum terpenuhi, dan bua

Mengeluh. Boleh?

Kata orang, hidup itu gak boleh mengeluh. Mengeluh gak bakal menghasilkan sesuatu yang positif. Mengeluh juga gak bakalan merubah keadaan. Tapi kita semua sering ngeluh kan? Hidup bukan berarti tidak boleh mengeluh. Boleh saja mengeluh, hanya untuk meluapkan yang dirasakan. Setelah itu lupakan. Setidaknya, rasa yang mengganjal sudah berkurang. Mengeluh bukan berrti tak bersyukur. Mengeluh hanya sebagai luapan. Cukup sementara saja. Bukankah itu manusiawi? Adakalanya kamu lelah, dan terucap "saya lelah". Tapi,  bukan berarti dengan berkata "saya lelah" adalah kalah,  bukan berart dengan berkata "saya lelah" adalah tidak mau kembali melangkah.  Rasa lelah itu manusiawi.  Ketika lelah terucap juga bukan berarti itu masalah.  Lelah sebagai pengingat kalau langkah didepan masih panjang. Masih banyak yg harus dipersiapkan. Sehingga setelah lelah bisa mempersiapkan dengan matang untuk kembali melangkah. Catatan: Tulisan diatas cuma

Selamat Tahun Baru 2016

Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta, F: Here I am. Mahasiswa pasca Wisuda yang... entah mau kemana. "keputusan yang diambil dari proses berpikir panjang dan melibatkan berbagai aspek pertimbangan, saat itulah takdir kita tentukan. takdir seseorang ditentukan oleh seseorang itu sendiri.namun segala kemungkinan yang terjadi, sudah jauh tercatat sebelumnya di Sana, jadi tidak ada kebetulan" (Saya, 2015) Punya quote sendiri yang jadi prinsip hidup sendiri gak salah kok. Setidaknya masih dalam lingkup positive dan gak bikin jadi salah arah. Situasi dan kondisi pasca wisuda ini bikin jadi pertimbangan semua orang. "Mau ngapain habis ini?". Yaa, yang pasti jadi petimbangan beberapa orang yang hidupnya memang masih mengambang. Euforia pasca wisuda memang melenakan, tapi menganggur berkepanjangan jauh lebih menyedihkan. Sampai fase ini saya baru menyadari, bangku kuliah begitu nyaman. Proses kuliah selama 4 tahun, jadwal, tugas, materi, ujian semua tinggal dijalankan.