Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2015

Sendiri-(an). Blah!

Manusia merupakan makhluk sosial, makhluk yang membutuhkan orang lain. Membutuhkan bantuan orang lain. Itu kenapa terjadi hubungan sosial, keluarga, pertemanan, persahabatan, pacaran, pernikahan, dsb. Dari adanya hubungan tersebut tercipta perasaan saling menyayangi, melindungi, menghormati, membutuhkan dan sebagainya. Mencintai keluarga, menyayangi ibu, bapak, adek, kakak, teman, sahabat. Tapi ada saatnya, untuk kita perlu sendiri. Menikmati diri sendiri, berbicara dengan diri sendiri, dan bermain dengan diri sendiri. Saya tipe orang yang senang "jalan" sendiri. Melakukan kegiatan seorang diri bukan merupakan hal aneh menurut saya. Bahkan ada saat saya lebih membutuhkan waktu sendiri untuk melakukan kegiatan tertentu. Misal, beli buku dan hunting foto. Membeli buku saya lebih sering sendirian, kenapa? Saya malas diganggu, malas ditanya-tanya. Memilih buku baru merupakan momen indah yang harus dinikmati, saya menyeleksi dan memilih, apa yang saya mau, seberapa lama saya

Berteman

Kemarin dan hari ini saya banyak menghabiskan waktu untuk berbagi, bercerita, berkeluh kesah, berbahagia. Tentang banyak hal, tentang apapun, tentang segalanya. Saya nyaman? Tentunya dengan mereka yang membuat saya bisa senyaman yang saya inginkan, bercerita semau yang saya utarakan, dan kembali mendengarkan cerita mereka dengan membuka daun telinga lebar-lebar. Mungkin bukan sekedar cerita, tapi berbagi.  Berteman menurut hasil analisa ilmu ngawur kira-kira saya, bagaimana kita bisa menjadi diri kita saat sedang dalam keadaan seburuk-buruknya kita, senorak-noraknya kita, bahkan setinggi-tingginya kita. Dan kita dengan rela berbagi kegilaan, kesedihan, kesusahan. Teman? Bagaimana dia mengerti seutuhnya kita. Begitu sebaliknya. Tapi, saya sendiri masih mengkotak-kotakkan pertemanan. Membuat batas pada teman. Teman bercerita, teman berbelanja, teman bermain. Dan saya tidak merasa berkewajiban untuk menceritakan segala sesuatunya tentang saya pada teman. Kecuali bercerita bagaiaman

Hidup di era "Hits"

Ehem, saya mau curhat sedikit :D Mungkin ini yang namanya tambah kuper,  bisa juga mulai sadar tanggung jawab. Bisa juga mulai gak eksis dan kuno, kata anak jaman sekarang... Sekarang lagi hidup di era yang namanya nyamperin cafe yang lagi hits, terus foto makanan aplot di instagram, habis itu chek-in tempat di path sambil foto, entah foto interiornya apa foto bareng. Kadang malah nyamperin cafe bukan karena emang enak apa lagi laper apa gimana. Tapi karena interiorya bagus. Haha, memang lagi masanya dan ini gak salah. Dan semua orang berlomba-lomba buat ngeksis didunia maya.  Dulu, jaman saya pertama kuliah, tujuan saya kuliah cuma satu. Banyak temen terus main kesana kemari, nyamperin tempat yang katanya lagi "in". Biar eksis juga, katanya. Pulang malam, kadang nginap, bolos kuliah cuma pengen karaoke, bolos kuliah kadang cuma udah mager di kostan temen. Yang penting ada temennya. All about fun! Tapi semua gak berlangsung lama.. Entah saya orangnya emang

Sometimes

Sometimes, berat sekali untuk menengok kebelakang. Padahal ada banyak pelajaran. Kesalahan memang bukan untuk diulang. Tapi bukankan jika dilihat dan diingat kembali rasanya masih memalukan? Sometimes, berhadapan dengan masa lalu membuat seolah hal yang tak mengenakkan, sedang kembali menertawakan. Menutup semua pintu memang bukan solusi yang harus dilakukan, tapi bukankah pintu ditutup juga untuk dibuka? Sometimes, ingin sekali bisa bersua dengan yang telah berlalu. Tapi rasa malu masih lebih besar dari asaku. Dan sampai kapan, aku tidak tau. -------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------- Thanks, Qonet :)