kapan nyusul?

pertanyaan diatas adalah pertanyaan maha basi dan maha mainstream buat dibahas jaman sekarang. dan hampir sebagian besar orang yang bikin tulisan pake judul diatas dianggap sebagai upaya pembelaan dan pembenaran diri sendiri buat jawaban dari pertanyaan "kapan nyusul" yang juga maha menyebalkan.

oke baiklah, anggap saja tulisan berikut juga sebagai jawaban dari pertanyaan kapan nyusul yang hampir setiap hari setiap detik nyampe ke telinga saya (nek iki ncen aku rodo lebay)

siapa yang gak mau menikah?
semua perempuan  pasti ingin menikah. apalagi kalo teman-teman disekitarnya 55% sudah menikah (jangan tanya data statistik, kui mung kira-kira), ditambah sudah punya anak. siapa yang gak mau punya anak (yang ntar ntah lucu atau nggak pasti tetep bakalan keliatan super duper power lucu) dan jadi mamah-mamah muda ala trend hits jaman sekarang. siapa yang gak mau? semua cewek pasti mau, pasti. itu cita-cita yang pasti bakalan diusahan untuk dicapai.

tapi semua perlu kesiapan kan?
jangan tanya, "emang kapan kalo mau nunggu siap?"
ha, sebel banget sama pertanyaan ini
mbok kira kalo misal mau presentasi terus gak siap-siap dulu langsung disuruh maju, mau?

saya sedang mempersiapkan diri buat jadi istri dan ibu yang baik. sedang melatih mental buat segala kemungkinan yang bakalan terjadi. apa yang dipersiapkan? banyak. standar orang beda-beda kan? Tuhan punya waktunya sendiri. Mungkin ketidaksiapan saya sekarang tanda kalo mungkin waktunya belum tepat, mungkin juga orangnya belum tepat. Jodoh gak ada yang tau kan? Mungkin juga Tuhan masih mau saya belajar lebih banyak, mempersiapkan lebih matang. Sudah, mbok jangan tanya-tanya. Agak susah di rem sih ini kalo nyuruh orang jangan tanya-tanya. Saya sendiri juga tingkat keponya masih dewa.

Perempuan punya dua tingkatan cita-cita. Yang pertama cita-citanya sendiri. yang kedua cita-cita untuk keluarganya. Prioritasnya? keluarga. Diri sendiri? belakangan. Gak ada yang tau kalo dikemudian hari perempuan yang terbiasa dengan kehidupan akademisinya, karirnya, tiba-tiba harus menikah dan harus dirumah, atau boleh berkarir tapi dengan langkah yang lebih terbatas. Mbok kira semua perempuan siap-siap aja kalo mendadak disuruh menghentikan kebiasaannya? "Semua bisa sambil jalan kok net, berproses" Karena ngomong lebih enak daripada ngelakuin. Karena kesiapan dan mental masing-masing orang juga beda. Semua perempuan tau kok batasan dirinya. Kita juga gak lupa kok kalo ada umur yang terus bertambah. Gak usah diingatkan setiap hari.

Kami sadar gak ada kesiapan yang dibilang 100%. Tapi tolonglah, hargai kami yang sedang mempersiapkan diri untuk berkata "siap". Jadi, ijinkan kami para perempuan mempersiapkan diri untuk menuju cia-cita baru, dimana diri sendiri bukan lagi jadi tolak ukur cita-citanya. Tapi keluarganya. Suaminya. Anaknya.

Komentar

Posting Komentar