Sendiri-(an). Blah!

Manusia merupakan makhluk sosial, makhluk yang membutuhkan orang lain. Membutuhkan bantuan orang lain. Itu kenapa terjadi hubungan sosial, keluarga, pertemanan, persahabatan, pacaran, pernikahan, dsb. Dari adanya hubungan tersebut tercipta perasaan saling menyayangi, melindungi, menghormati, membutuhkan dan sebagainya. Mencintai keluarga, menyayangi ibu, bapak, adek, kakak, teman, sahabat.

Tapi ada saatnya, untuk kita perlu sendiri.
Menikmati diri sendiri, berbicara dengan diri sendiri,
dan bermain dengan diri sendiri.

Saya tipe orang yang senang "jalan" sendiri. Melakukan kegiatan seorang diri bukan merupakan hal aneh menurut saya. Bahkan ada saat saya lebih membutuhkan waktu sendiri untuk melakukan kegiatan tertentu. Misal, beli buku dan hunting foto. Membeli buku saya lebih sering sendirian, kenapa? Saya malas diganggu, malas ditanya-tanya. Memilih buku baru merupakan momen indah yang harus dinikmati, saya menyeleksi dan memilih, apa yang saya mau, seberapa lama saya memahami sinopsis buku, seberapa banyak saya membeli, dan yang sesuai dengan kantong saya. Saya butuh waku selama yang saya mau. Ntah saya mau baca di cafe atas atau mau saya langsung bawa pulang, atau mau saya baca ditempat lain, untuk urusan ini saya paling malas diatur, suka-suka saya saja.

Begitu juga dengan mengunjungi tempat sendirian, seperti tempat-tempat yang pernah saya kunjungi sendirian misalnya, candi, keraton, taman sari, alun-alun kidul, tempat belanja, dan toko buku. Bukan berarti saya gak butuh teman, tapi saat saya melakukan aktifitas sendirian, saya benar-benar hanya ingin melakukan hal yang saya mau tanpa ada gangguan dari teman saya, sesuka yang saya mau, sebanyak waktu yang saya mau. Diri saya yang menjadi pertimbangan, mau pulang kapan, mau ngapain aja, dsb. Ya, saya menghargai diri saya. Berusaha menyenangkan diri dengan menjadikan diri sebagai tingkat kepuasan. Bukan karena menuruti teman atau karena nggak enak sama teman. No. Saya quality time. Dengan diri saya sendiri.

Bermain dengan teman bukan berarti menjadi hal yang asing buat saya. Nongkrong2 di cafe sama teman, bercerita tentang banyak hal, karaoke, belanja, ke salon, mengunjungi keraton, bermain di alun-alun kidul, bahkan ke toko buku, masih saya lakoni dengan teman. (saya gak suka ke mall, jadi gak saya masukkan) Ketika saya melakukannya dengan teman,berarti saya ingin berseneng-seneng, membuat cerita, menciptakan kenangan. Kembali ke manusia makhluk sosial, adakalanya kita juga berbelanja butuh teman, mengunjungi tempat wisata dengan teman. Saya bukan orang yang kemudian tidak mengunjungia candi, misalnya, tanpa teman. Kalau saya ingin senang-senang, ambil foto, narsis, saya butuh teman (minimal untuk gantian ambilin foto).

Apakah semuanya terlihat aneh ketika kamu berjalan sendirian? Tidak.
Karena dengan sesekali berjalan sendirian, kamu akan lebih mengetahui sebenarnya tujuan.

Berdialog dengan diri sendiri juga merupakan hal yang sering saya lakukan. Dan menurut saya ini sebuah solusi yang paling hebat untuk mengenali diri sendiri, untuk menerima diri sendiri, dan berdamai dengan diri sendiri. Saya rasa berdialog dengan diri sendiri merupakan hal yang tanpa sadar yang paling sering dilakukan manusia. Misalnya, ketika seseorang sedang berbelanja maka akan terjadi pertimbangan-pertimbangan dengan dirinya. Bagus yang mana ya? Kalo beli yang ini nanti bisa beli yang lain gak ya?

Sesekali sebelum tidur (kalau nggak langsung tidur) saya mencoba menutup mata saya, menumpuknya dengan bantal, dan mematikan lampu kamar. Merasakan rasanya sendiri, sendirian. Gelap, gak ada siapa-siapa. Berbincang dengan diri sendiri, memahami diri sendiri, dan melakukan perdamaian dengan diri sendiri.

Berbeda pendapat? Monggo :)
Yang saya tulis hanya apa yang saya rasakan, yang saya pikirkan.
Dan menurut hasil analisa ngawur ilmu kira-kira saya.

Komentar